14 March, 2007

::suara rindu::



Detik yang suram
Bagai mendung yang berteman kehujanan
Disusur air mata, seakrab luruh hati.

Tuhan Yang Esa
Aku kehilangan arah
Setelah lama menyusuri sungai hidup
Setelah melalui tiap denai dan lukar
Setelah merasai kurnia alam raya
Aku tiba ke makanah yang bahaya
Jeram yang deras
..aku diombak tak tentu hala.

Tuhan Yang Esa
Sedihnya waktu aku sendiri
Serasa tiada pegangan
Peta hikmah di mana aku tinggalkan
Aku tiada langsung berteman

Tuhanku
Aku benar kelemahan
Tak tersanggup mudik lagi
..atau aku akan hanyut dibawa arus
JeramMu sangat deras
..kayuhanku makin kepayahan
..dan aku terus kelelahan

Tuhanku
RinduNya aku untuk bahagia
Yang kini adalah ia: Derita
...yang menjadi aksara tak terkira
Airmata buat aku sengsara
Bening hatiku, mencariMu di mana-mana

Ampuniku Tuhan.
Terimalah aku kembali
Sebagai Najihin
Sebagai Muslimin
Sebagai Mukminin

..sebagai 'abidin

Agar aku tahu diri
Aku hanyalah hamba
Dalam sungaiMu yang luas
..yang deras dan tenang
..yang penuh abadi misteri.

Yang dibayang himpunan kasih,
Yang sering kucari dalam sebuah rindu,
Engkau Tuhanku Yang Satu.

01 March, 2007

::topeng::

Ada wajah
Disebalik topeng muka
Yang tak nampak
Yang bisu bicara

Ada mata
Ada telinga
Dan bait-bait rindu
Selindung rapi
Di sebalik topeng muka

Ada tangisan
Di belakangnya sedu
Biar terukir senyum
Di bilah raut yang terlihat

Itu topeng
Selinap wajah duka
Bias-biasnya wajah ceria
Terlindung hakikat
Yang terpantul hati dalamnya.

"--->baiti jannati, MELAKA